Jumat, 16 September 2011

PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Pada Mata Kuliah Teknologi Pendidikan

Dosen Pembimbing :
H. Dudun Ubaedullah, M.A.





DISUSUN OLEH :

Tiam Astuti
0308374
&
Fatimatuzzahro
0308376





PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH
JAKARTA SELATAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemilihan media pembelajaran, karena media merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Proses pemilihan menjadi penting karena kedudukan media yang strategis untuk keberhasilan pembelajaran. Maka proses pemilihan media tersebut harus menggunakan prosedur yang tepat.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai model-model prosedur pemilihan media pembelajaran, seperti model ACTION, model ASSURE, serta prinsip-prinsip psikologis yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan dan penggunaan media.









BAB II
PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. Model Pemilihan Media Pembelajaran ACTION
ACTION merupakan akronim dari ACCESS, COST, TECHNOLOGY, INTERACTIVITY, ORGANIZATION dan NOVELTY.
1. ACCESS
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dimanfaatkan oleh murid? Misalnya kita ingin menggunakan media internet, lebih dipertimbangkan dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet? Apakah juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk menggunakannya? Komputer yang terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru, dan yang lebih penting untuk murid. Murid harus memperoleh akses. Dalam hal ini media harus merupakan bagian dalam interaksi dan aktivitas siswa, bukan hanya guru yang menjadi media tersebut.
2. COST
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Pada umumnya media canggih biasanya cenderung mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun. Media yang efektif tidak selalu mahal, jika guru kreatif dan menguasai materi pelajaran maka akan memanfaatkan objek-objek akan dijadikan sebagai media dengan biaya yang murah namun efektif.
3. TECHNOLOGY
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tapi kita perlu perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan audio visual di kelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?
4. INTERACTIVITY
Media yang baik adalah media yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang mudah dikembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Jadikan media itu sebagai alat bantu siswa dalam beraktivitas, misalnya puzzle untuk anak SD, siswa dapat menggunakannya sendiri, menyusun gambar hingga lengkap, flash card dapat dikondisikan dalam bentuk permainan dan semua siswa terlibat baik secara fisik, intelektual maupun mental.
5. ORGANIZATION
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya. Apakah media sekolah ini tersedia satu unit yang disebut pusat sumber belajar?
6. NOVELTY
Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa. Di antara media yang relatif baru adalah media yang memanfaatkan teknologi informasi dalam komunikasi dan komunikasi khususnya penggunaan internet.

B. Model Pemilihan Media Pembelajaran ASSURE
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal denagn istilah ASSURE. (ASSURE adalah singkatan dari Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Requiry learner response, and Evaluate. Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
(A) Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau perguruan tinggi, anggota organisasi pemuda, perusahaan, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya dan sosial ekonomi, serta menganalisis karakteristik khusus mereka yang meliputi antara lain pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka.
(S) Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang diharapkan siswa miliki dan kuasai setelah proses belajar mengajar selesai. Tujuan ini akan mempengaruhi pemilihan media dan urutan-urutan penyajian dan kegiatan belajar.
(S) Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi dan media itu sebiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Di samping itu perlu pula diperhatikan apakah materi dan media itu akan mampu membangkitkan minat siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki kualitas yang baik, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berparisipasi, telah terbukti efektif-jika pernah diuji-cobakan, dan menyiapkan petunjuk untuk berdiskusi atau kegiatan follow-up. Apabila materi dan media yang ada tidak cocok dengan tujuan atau tidak sesuai dengan sasaran partisipan, materi dan media itu dapat dimodifikasi. Jika tidak memungkinkan untuk memodifikasi yang telah tersedia, barulah memilih alternatif ketiga yaitu merancang dan mengembangkan materi dan media yang baru. Tentu saja kegiatan ini jauh lebih mahal dari segi biaya, waktu dan tenaga. Namun demikian kegiatan ini memungkinkan untuk menyiapkan materi dan media yang tetap dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
(U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi yang media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk menggunakannya. Di samping praktek dan latihan menngunakannya, persiapan ruaangan juga diperlukan seperti tata letak tempat duduk siswa, fasilitas yang diperlukan seperti meja peralatan, listrik, layar, dan lain-lain harus dipersiapkan sebelum penyajian.
(R) Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respons dan umpan balik mengenai keefektivan proses belajar mengajar. Respons siswa dapat bermacam-macam, seperti mengulangi fakta-fakta, mengemukakan ikhtisar atau rangkuman informasi/pelajaran, atau menganalisis alternatif pemecahan masalah/kasus. Dengan demikian, siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar.
(E) Mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi di sini adalah untuk mengetahui tingakat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektifan media, pendekatan, dan guru sendiri.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:
1. Motivasi 8. Umpan balik
2. Perbedaan individual 9. Penguatan
3. Tujuan pembelajaran 10. Latihan dan pengulangan, dan
4. Organisasi isi 11. Penerapan
5. Persiapan sebelum belajar
6. Emosi
7. Partisipasi
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan dalam bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa terdapat model pemilihan media pembelajaran ACTION, yaitu: Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, and Novelty. Kemudian model pemilihan media pembelajaran ASSURE, yaitu: Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Requiry learner response, and Evaluate.
Prinsip-prinsip psikologis yang perlu dipertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media, yaitu: Motivasi, perbedaan individual, Tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, dan penguatan.

Referensi:
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

1 komentar: