KOMUNIKASI
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Pada Mata Kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing :
Drs. H. Sofwan Manaf M.Si
DISUSUN OLEH :
Fatimatuzzahro
Prita Delita
Tiam Astuti
PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH
JAKARTA SELATAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi tidak dapat terlepas dari diri kita karena dengan komunikasi hidup akan lebih mudah. Dalam satu organisasi atau pun dalam sebuah manajemen sangat dibutuhkan komunikasi. Karena kalau tidak ada sebuah komunikasi dalam organisasi maka tidak akan berhasil dengan baik.
Komunikasi merupakan cara atau alat untuk menghubungkan satu atau dua orang lebih dalam sebuah organisasi. Walaupun terdapat banyak hambatan namun komunikasi sangat dibutuhkan dalam menjalan sebuah organisasi karena ini adalah sebagai penghubung antara atasan dengan bawahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Arti Komunikasi
Komunikasi adalah suatu tingkahlaku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna atau perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lainnya. Atau lebih jelasnya, suatu pemindahan atau penyampaian informasi, mengenai pikiran, dan perasaan-perasaan.
Proses komunikasi adalah langkah-langkah antara satu sumber dan penerima yang menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna.
Model proses komunikasi dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
Proses komunikasi
Pesan pesan pesan pesan
sumber pengkodean saluran pengkodean penerima umpan balik
Keterangan:
Unsur-unsur dalam proses konikasi:
Sumber: sumber merupakan komunikator yaitu seseorang yang mempunyai gagasan, informasi, maksud dan tujuan berkomunikasi.
Pesan: merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya apa yang dikomunikasikan.
Pengkodean: adalah suatu proses mengubah suatu pesan komunikasi menjadi bentuk simbol. Empat kondisi yang mempengaruhi pesan terkode yaitu: sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budaya.
Saluran: suatu medium dapat lewat mana suatu pesan komunikasi berjalan.
Pengkodean/penguraian simbol: adalah penerjemah-ulang pesan komunikasi seorang pengirim.
Penerima: seseorang yang menerima dan mengurai gagasan informasi, maksud dan tujuan komunikasi.
Umpan balik: adalah tautan akhir dalam proses komunikasi, mengembalikan pesan ke dalam sistem guna memeriksa kesalah-pahaman.
Hambatan dalam komunikasi
Beberapa hambatan bagi komunikasi yang efektif yaitu: kerangka acuan, menyimak secara efektif, kata putus nilai (value judgement), kredibilitas sumber, masalah sematik, penyaringan, bahasa kelompok, perbedaan status, tekanan waktu, dan beban layak (overload).1 Hal-hal tersebut dapat juga disebut sebagai sumber kegaduhan, hal ini dapat muncul baik dalam komunikasi organisasi maupun komunikasi antar pribadi.
Keterangan:
Kerangka acuan: kerangka acuan ini menyangkut bidang pengalaman baik komunikator maupun penerima, jika pihak-pihak yang berkomunikasi dapat menjadi efektif. Hal yang penting disini adalah bahwa komunikator dengan pengalamannya dapat mengemas dalam kode sedemikian rupa sehingga si penerima dapat menerima dan mengurai kode.
Menyimak selektif: adalah merupakan bentuk persepsi yang selektif di mana hal ini cenderung menghambat informasi baru, terutama jika informasi itu bertentangan dengan apa yang diyakininya. Dengan kata lain jika hanya menyimak hal-hal yang ingin didengar maka akan merasa kecewa.
Kata putus nilai: pada dasarnya menyangkut penilaian menyeluruh atas sebuah pesan sebelum menerima keseluruhan komunikasi. Kata putus nilai dapat didasarkan atas komunikator atau pengalamannya dengan komunikator sebelumnya, atau atas arti pesan yang sudah diduga sebelumnya.
Kredibilitas sumber: kredibilitas sumber berpangkal pada kepercayaan, keyakinan, dan pengakuan penerima terhadap perkataan dan tindakan komunikator.
Masalah sematik: berkaitan dengan kata-kata dan ungkapan atau teknik abstrak. Misal istilah ”telaah biaya-maslahat” (cost benefit analysis) akan mempunyai arti bagi orang-orang yang berurusan dengan administrasi tetapi bagi seorang dokter kurang mempunyai arti.
Penyaringan: biasanya terjadi dalam komunikasi ke atas dalam suatu organisasi. Istilah ini mengacu pada ”manipulasi” informasi sehingga penerima memandang sebagai hal yang positif. Bawahan menutup-nutupi informasi yang kurang disukai atasan.
Bahasa kelompok: kata-kata atau kalimat yang sebenarnya hanyalah menggambarkan prosedur yang sangat sederhana.
Perbedaan status: perbedaan status sering dipandang sebagai ancaman oleh orangorang di tingkat hierarki yang lebih rendah, dan ini dapat mencegah atau menimbulkan distorsi dalam komunikasi.
Tekanan waktu (Time pressure): manajer merasa tidak punya waktu untuk sering berkomunikasi dengan bawahannya, akibatnya timbul jalan pintas (short-circuit-ing) yaitu merupakan kegagalan dalam komunikasi secara normal.
Beban layak komunikasi (comunication overload): para manajer sering merasa kebanjiran informasi dan data yang tersedia bagi mereka akibatnya tidak dapat menyerap atau menanggapi semua pesan yang ditujukan bagi mereka dengan baik. ”Kelebihan” tidak selalu berarti ”lebih baik”.
Manajemen Konflik
Melakukan tindak lanjut
Mengatur arus informasi
Memanfaatkan balikan
Empati
Pengulangan
Mendorong tercapainya rasa saling percaya
Penentuan waktu yang efektif
Menyederhanakan bahasa
Menyimak secara seksama
Memakai Grapevine (saluran terpenting dalam komunikasi).2
Komunikasi inter personal dan non verbal
Komunikasi antar pribadi (interpersonal) adalah komunikasi yang mengalir di antara para individu secara langsung dan dalam kelompok dan merupakan pengaruh penting atas perilaku antar pribadi.
Komunikasi non verbal adalah pesan yang dihantar lewat gerakan tubuh, intonasi atau tekanan kepada kata-kata, air muka, dan jarak fisik antara pengirim dan penerima. Untuk itu diperlukan sebuah kinesika. Kinesika adalah studi yang merujuk pada gerak tubuh.
Referensi:
Robbins, G James dan Barbara S. Jones. 1995. Komunikasi yang efektif: Untuk pemimpin, pejabat dan usahawan.Jakarta. CV. Pedoman Ilmu Jaya.
FX. Suwarto, Drs., MS. 1999. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta. Universitas Atmajaya.
1 Drs. FX. Suwarto, MS. Perilaku Keorganisasian (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1999). Hlm.172.
2 Ibid. 175