KLASIFIKASI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepustakaan
Dosen pembimbing:
Suraji, S. Pdi.
Disusun Oleh:
FATIMATUZZAHRO
0308376
PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH
JAKARTA SELATAN
2010
PENDAHULUAN
Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai klasifikasi, meliputi: Arti klasifikasi secara bahasa dan istilah, tujuan klasifikasi umum dan secara rinci, prinsip-prinsip pengklasifikasian, sistem klasifikasi, DDC, cara atau langkah-langkah mengklasifikasikan buku, dan bagan klasifikasi persepuluhan Dewey.
KLASIFIKASI
A. Arti dan Tujuan Klasfikasi
Klasifikasi berasal dari kata classification, dari kata kerja to classify, yang berarti menggolongkan dan menempatkan benda-benda yang sama di suatu tempat.
Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan buku berdasarkan subjek atau isi buku yang bersangkutan.
Tujuan dari klasifikasi ialah agar semua bahan pustaka itu dapat didayagunakan semaksimal mungkin oleh pemakai.
Secara rinci, tujuan mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mempermudah murid-murid di dalam mencari buku-buku yang sedang diperlukan.
2. Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mencari buku-buku yang di pesan oleh murid-murid.
3. Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mengembalikan buku-buku pada tempatnya.
4. Mempermudah guru pustakawan mengetahui perimbangan bahan pustaka.
5. Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam menyusun suatu daftar bahan-bahan pustaka yang berdasarkan sistem klasifikasi.
B. Prinsip-Prinsip Pengklasifikasian
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustaaan sekolah yang menggunakan sistem klasifikasi berdasarkan subjeknya:
1. Klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah, pertama-tama berdasarkan subjeknya. Kemudian berdasarkan bentuk penyajiannya, atau bentuk karyanya.
2. Khususnya buku-buku yang termasuk karya umum dan kesusastraan hendaknya lebih di utamakan pada bentuknya.
3. Di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah hendaknya memperhatikan tujuan pengarangnya .
4. Klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah itu pada subjek yang sangat spesifik.
5. Apabila sebuah buku yang membahas dua atau tiga subjek, klasifikasilah buku tersebut pada subjek yang dominan.
C. Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi bisa berdasarkan ciri-ciri buku, sehingga buku-buku yang bercirikan sama bisa dikelompokkan manjadi satu. Ada beberapa sistem klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah, antara lain sebagai berikut:
1. Sistem abjad nama pengarang
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar abjad nama pengarangnya.
2. Sistem abjad judul buku
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar abjad judul bukunya.
3. Sistem kegunaan buku
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar kegunaannya. Misal, buku-buku cerita dikelompokkan menjadi satu, buku-buku ilmu pengetahuan dikelompokkan menjadi satu.
4. Sistem penerbit
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar penerbit buku.
D. DDC
Dewey Decimal Classification (DDC) merupakan sistem klasifikasi perpustakaan hasil karya Melvil Dewey (1851-1931). Dewey telah merintis sistem klasifikasi ini ketika ia masih menjadi mahasiswa dan bekerja sebagai pustakawan di Amherst College, Massachusetts, di sebuah negara bagian Amerika Serikat. Pada tahun 1876, Dewey dapat menerbitkan edisi pertama dengan judul; “Classification and Subject Index for Cataloguing, and Arranging the Books and Pamphlets of Library”. Pada edisi-edisi selanjutnya, DDC terus mengalami penyempurnaan dengan memasukkan subjek-subjek yang belum tercakup selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Memang banyak sistem klasifikasi perpustakaan yang dibuat, tapi tidak ada yang mampu bertahan selama DDC. DDC telah mampu bertahan kurang lebih 1 abad sejak diterbitkannya edisi pertama hingga sekarang. Keunggulannya adalah sistematik, universal, fleksibel, lengkap dan siap pakai (enumerated). Sedangkan kelemahannya terletak pada kesan terlalu American centris dan kurang perhatian pada bidang-bidang di luar Amerika dan Eropa Barat, seperti bidang agama, manajemen pemerintahan dan bahasa-bahasa.
E. Cara Mengklasifikasi Buku
Cara mengklasifikasi buku sedikitnya ada 2 langkah yang harus ditempuh, yaitu:
1. Menetapkan subjek buku
Sebuah buku dapat diketahui subjeknya melalui membaca seluruh teks buku yang bersangkutan. Namun hal tersebut sangat tidak efisien, maka bisa menggunakan cara yang praktis yaitu dengan membaca buku secara teknis.
Langkah pertama adalah membaca judul buku yang bersangkutan. Namun demikian membaca judul buku tidak selalu menggambarkan isinya atau subjeknya. Oleh karena itu membaca judul buku tidaklah cukup. Langkah selanjutnya membaca anak judul buku. Bila pengklasifikasi masih belum yakin, maka pengklasifikasi bisa mencari keterangan lain yang ada sangkut pautnya dengan subjek buku yang dimaksud. Misalnya dengan membaca kata pengantarnya.
Jika pengklasifikasi masih belum yakin, maka langkah selanjutnya adalah membaca pendahuluan. Bisa juga membaca daftar isi, keterangan bibliografi seperti: daftar pustaka, resensi buku dan sebagainya.
Jalan terakhir yang dilakukan pustakawan jika hal-hal tadi sudah dilakukan namun belum dapat menemukan subjeknya secara spesifik, maka terpaksa membaca seluruh tekas dari buku yang bersangkutan.
2. Menentukan nomor klasifikasi
Setelah subjek dari buku ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menetapkan lebih dahulu subjek tersebut ke dalam golongan notasi mana dalam daftar DDC yang ada. Misalnya, ada sebuah buku berjudul Statistik Indonesia Tahun 1971, maka sudah tentu subjeknya adalah tentang statistik, yaitu tentang deretan angka-angka yang menunjukkan jumlah peristiwa atau data tertentu seperti misalnya data tentang penduduk pada suatu saat, jumlah sekolah yang ada di Jawa Barat, angkatan kerja usia produktif di Jawa Barat pada tahun ini dan sebagainya.
Jika diamati contoh tersebut di atas, maka data yang dimaksud termasuk ke dalam golongan ilmu sosial, yakni golongan 300-an. Dengan menelusuri deretan angka atau notasi pada golongan 300-an ini maka diperoleh angka 310 untuk statistik sosial, dengan demikian, maka notasi untuk buku dengan judul tadi bisa diberi label dengan notasi 310.
F. Bagan Klasifikasi Persepuluhan Dewey
Dalam sistem klasifikasi ini, Dewey membagi seluruh bidang ilmu pengetahuan menjadi 9 bidang pengetahuan. Di samping itu, terdapat satu bidang yang bersifat umum yang diberi simbol 000, sehingga menjadi 10 bidang, kesepuluh bidang ini merupakan pengelompokkan pertama dalam sistem DDC, dan menjadi kelas utama (main classes).
000- Karya Umum
100- Filsafat
200- Agama
300- Ilmu Sosial
400- Bahasa
500- Ilmu Murni
600- Ilmu Terapan
700- Kesenian
800- Kesusasteraan
900- Sejarah dan Geografi
Setiap kelas utama dibagi lagi secara desimal menjadi 10 divisi yang merupakan subordinasi dari kelas utama tersebut. Misalnya, kelas utama 300 (Ilmu Sosial) dibagi menjadi 10 divisis berikut:
300- Ilmu-Ilmu Sosial
310- Statistik
320- Politik
330- Ekonomi
340- Hukum
350- Administrasi Umum
360- Masalah Sosial dan Pelayanan Sosial
370- Pendidikan
380- Perdagangan, Komunikasi, dan Transportasi
390- Adat Istiadat, Cerita Rakyat
Selanjutnya, divisi dapat dibagi ke dalam seksi-seksi secara desimal. Misalnya, divisi 370 (Pendidikan) dibagi menjadi 10 seksi berikut:
370- Pendidikan
371- Faktor-Faktor Pendidikan
372- Pendidikan Dasar
373- Pendidikan Menengah
374- Pendidikan Dewasa
375- Kurukulum
376- Pendidikan Wanita
377- Sekolah dan Agama
378- Pendidikan Tinggi
379- Pendidikan dan Agama
Setiap seksi dapat dibagi lagi menjadi 10 subseksi yang merupakan subordinasi dari seksi. Misalnya, untuk kelas 371 (Faktor-Faktor Pendidikan) dibagi menjadi 10 subseksi sebagai berikut:
371 - Faktor-Faktor Pendidikan
371.1 - Mengajar dan Pengajar
371.2 - Administrasi Pendidikan
371.3 - Metode Belajar dan Mengajar
371.4 - Bimbingan dan Penyuluhan
371.5 - Disiplin Sekolah
371.6 - Sarana Fisik Sekolah
371.7 - Kesehatan dan Keselamatan Sekolah
371.8 - Peserta Didik (Siswa)
371.9 - Pendidikan Khusus
Perlu diingat, jika di dalam sistem DDC notasinya melebihi 3 angka, penulisan notasi angkanya menggunakan tanda titik (.) setelah angka ketiga seperti 371.1, 371.2, 371.3, dan sebagainya. Masing-masing subseksi dapat dibagi lagi menjadi 10 bagian yang lebih kecil, demikian seterusnya.
Referensi:
NS, Sutarno. 2004. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Samitra Media Utama.
Suwarno, Wiji. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan: Sisi Penting Perpustakaan dan Pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Yusuf, Pawit M. dan Yaya Suhendar. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
http://subliyanto.blogspot.com/2010/05/pengadaan-dan-klasifikasi-bahan-pustaka.html
Jumat, 16 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar