Jumat, 16 September 2011

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)




PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEAKING DAN LISTENING SISWA DALAM CONVERSATION MELALUI SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERANAN (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI NEW CONCEPT ENGLISH EDUCATION CENTRE JAKARTA BARAT)
OLEH
FATIMATUZZAHRO
TIAM ASTUTI

NEW CONCEPT ENGLISH EDUCATION CENTRE (NCEEC)
JAKARTA
2011
PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEAKING DAN LISTENING SISWA DALAM CONVERSATION MELALUI SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERANAN (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI NEW CONCEPT ENGLISH EDUCATION CENTRE JAKARTA BARAT)

A. Latar Belakang Masalah
Dikemukakan oleh Diba Artsiyanti E.P., S.S. bahwa salah satu masalah dalam pembelajaran bahasa Inggris ialah pelajaran terlalu ditekankan pada tata bahasa dan bukan pada percakapan. Siswa jarang diberi arahan mengenai bagaimana dan apa fungsi dari unsur-unsur tata bahasa yang mereka pelajari tersebut. Siswa menguasai pola-pola tata bahasa Inggris (misalnya struktur untuk simple present tense, dan lain-lain), tetapi siswa tidak mengetahui kapan struktur tersebut harus digunakan dan bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal akan lebih bermanfaat jika bahasa Inggris dapat digunakan dan diaplikasikan meskipun secara tata bahasa siswa tidak terlalu menguasainya. Bukan berarti bahwa pembelajaran tata bahasa tidak penting, tetapi teori-teori tersebut perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Sebagai upaya dalam peningkatan kemampuan percakapan (conversation) siswa, maka erat kaitannya dengan kreatifitas guru dalam pemilihan metode yang tepat bagi pembelajaran. Berkenaan dengan pemilihan metode Suwardi, M.Pd. (2007: 62) menyebutkan bahwa “Dalam proses pembelajaran, pendidik dalam memilih metode pembelajaran sebaiknya memperhatikan hal-hal seperti tujuan pendidikan, kemampuan pendidik, kebutuhan peserta didik, dan isi atau materi pembelajaran”.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dilihat pentingnya pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran. Dalam hal ini penulis ingin meneliti pengaruh metode sosiodrama dan bermain peranan (role-playing) terhadap peningkatan kemampuan berbicara (speaking) dan mendengarkan (listening) siswa dalam pembelajaran conversation (percakapan).

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang sebelumnya, fokus penelitian ini berkaitan dengan pengaruh penggunaan metode sosiodrama dan bermain peranan dalam meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa. Maka permasalahan pokok penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian: “Apakah sosiodrama dan bermain peranan dalam conversation dapat meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa di New Concept English Education Centre Jakarta?”
Berdasarkan perumusan masalah di atas, agar penelitian ini lebih spesifik, maka peneliti membatasi penelitian ini pada hal-hal yang berkaitan dengan kelebihan metode sosiodrama dan bermain peranan untuk meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa dalam pembelajaran conversation, kelemahan metode sosiodrama dan bermain peranan untuk meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa dalam pembelajaran conversation, serta peran guru dalam pengaplikasian metode sosiodrama dan bermain peranan untuk meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa dalam pembelajaran conversation.

C. Prosedur Pemecahan Masalah dan Hipotesis Tindakan
Prosedur pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini adalah tindakan metode sosiodrama dan bermain peranan oleh tutor bahasa Inggris. Tindakan metode sosiodrama dan bermain peranan ini akan ditempuh dengan tiga siklus, setiap siklus mencakup: rencana umum – implementasi – evaluasi – perbaikan rencana. Melalui tindakan metode sosiodrama dan bermain peranan dengan dibantu oleh tutor di New Concept English Education Centre ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa di lembaga tersebut.
Selanjutnya hipotesis tindakan pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut: “Sosiodrama dan bermain peranan dapat meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa ”.

D. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam speaking dan listening. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui kelebihan metode sosiodrama dan bermain peranan untuk meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa dalam pembelajaran conversation.
2. Mengetahui kelemahan metode sosiodrama dan bermain peranan untuk meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa dalam pembelajaran conversation.
3. Mengetahui peran guru dalam pengaplikasian metode sosiodrama dan bermain peranan untuk meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa dalam pembelajaran conversation.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dengan didapatkannya tindakan yang efektif dan optimal dalam meningkatkan kemampuan speaking dan listening siswa.

E. Kajian Teori
1. Tentang Conversation
Menurut Condra Antoni tentang keutamaan Pembelajaran Conversation (percakapan), ialah dalam pemahaman tentang pemerolehan bahasa (terutama konsep second language acquisition versi Stephen D. Krashen) bahwa pembelajaran bahasa kedua ataupun bahasa asing dimulai dari conversation, bukan dari aturan tata bahasa. Lebih dari itu, conversation mengajarkan tentang keharmonisan sosial dalam kehidupan. Maka bukan hanya dari aspek pembelajaran bahasa saja, akan tetapi juga dalam aspek sosial, conversation merefleksikan banyak hal tentang keharmonisan hubungan antar manusia.
Sebagaimana diketahui, bahwa dalam conversation ada subjek (speaker) dan objek (listener). Dalam conversation terdapat pembagian peran dengan jelas, yaitu peran sebagai subjek dan peran sebagai objek. Sebagai subjek adalah untuk menuturkan pesan yang harus disampaikan. Sebagai objek adalah untuk menerima detail pesan dengan jelas, lalu memastikan bahwa pesan yang diterima sama dengan maksud pesan yang disampaikan. Kepastian makna pesan yang diterima adalah penting mengingat untuk menghindari terjadi kesalahpahaman antara subjek dan objek.
Posisi sebagai objek dan subjek bukanlah posisi yang permanen. Sebab dalam conversation antara pembicara dan pendengar mengalami reposisi. Ada kalanya pembicara harus jadi pendengar, demikian sebaliknya. Hal ini tentunya mengajarkan bahwa dibutuhkan keluwesan dan fleksibilitas dalam interaksi. Tidak selamanya menjadi yang didengarkan. Adakalanya harus siap mendengarkan. Kedua posisi ini harus dijalani dengan maksimal untuk sebuah interaksi yang baik. Demikian juga halnya dalam hubungan sosial. Jalinan hubungan antarpersonal dan antarkomunitas hanya akan terjalin dengan baik jika masing-masing rela bertukar peran sebagai pembicara atau pendengar saat dibutuhkan.
2. Strategi Belajar Simulasi Mengajar Sosiodrama dan Bermain Peranan
Menurut Dra. Roestiyah N. K. (2008: 22) bahwa dalam pengajaran modern teknik simulasi telah banyak dilakukan, sehingga siswa bias berperan seperti orang-orang atau dalam kedaan yang dikehendaki. Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Maka siswa berlatih memegang peranan sebagai orang lain. Simulasi mempunyai bermacam-macam bentuk pelaksanaan ialah: peer-teaching, sosiodrama, psikodrama, simulasi game dan role playing.
Selanjutnya Roestiyah menjelaskan (2008: 90) bahwa kadang-kadang banyak peristiwa psikologis atau sosial yang sukar bila dijelaskan dengan kata-kata belaka. Maka perlu didramatisasikan, atau siswa dipartisipasikan untuk berperanan dalam peristiwa sosial itu.
Dalam hal ini perlu digunakan teknik sosiodrama, yaitu siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan social antarmanusia. Atau dengan role-playing dimana siswa bisa berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis itu. Karena itu kedua teknik ini hampir sama, maka dapat digunakan bergantian tidak ada salahnya.
Guru menggunakan kedua teknik ini dalam proses belajar memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain dan dapat toleransi. Dapat diketahui sering terjadinya perselisihan dalam pergaulan hidup antarmanusia; dapat disebabkan karena salah paham. Maka dengan sosiodrama mereka dapa menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Siswa dapat belajar watak orang lain, cara bergaul dengan orang lain, cara mendekati dan berhubungan dengan orang lain, dalam situasi itu mereka harus bisa memecahkan masalahnya. Dan kemudian siswa dapat mengerti dan menerima pendapat orang lain.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Teknik Sosiodrama dan Bermain Peranan
Dalam melaksanakan teknik ini, menurut Roestiyah (2008: 91) maka perlu mempertimbangkan langkah-langkahnya, yaitu:
a. Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan teknik ini, bahwa dengan jalan sosiodrama siswa diharapkan dapat memecahkan masalah hubungan social yang actual di masyarakat, maka kemudian guru menunjuk beberapa siswa yang akan berperan; masing-masing akan mencari pemecahan masalah sesuai dengan perannya. Dan siswa yang lain menjadi penonton dengan tugas-tugas tertentu pula.
b. Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak. Guru mampu menjelaskan dengan menarik, sehingga siswa terangsang untuk berusaha memecahkan masalah itu.
c. Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan sambil untuk mengatur adegan yang pertama.
d. Bila ada kesediaan sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditanggapi tetapi guru harus mempertimbangkan apakah murid tersebut tepat untuk perannya itu. Bila tidak ditunjuk saja siswa yang memiliki kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman seperti yang diperankan itu.
e. Jelaskan kepada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya, sehingga mereka tahu tugas peranannya, menguasai masalahnya pandai bermimik maupun berdialog.
f. Siawa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif, di samping mendengar dan melihat, mereka harus bisa member saran dan kritik pada apa yang akan dilakukan setelah sosiodrama selesai.
g. Bila siswa belum terbiasa, perlu dibantu guru dalam menimbulkan kalimat pertama dalam dialog.
h. Setelah sosiodrama itu dalam situasi klimak, maka harus dihentikan, agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara umum. Sehingga para penonton ada kesempatan untuk berpendapat, menilai permainan dan sebagainya. Sosiodrama dapat dihentikan pula bila sedang menemui jalan buntu.
i. Sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi, walau mungkin masalahnya belum terpecahkan, maka perlu dibuka tanya jawab, diskusi atau membuat karangan yang berbentuk sandiwara.

F. Metode Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lembaga pendidikan bahasa Inggris New Concept English Education Centre (NCEEC) Jakarta Barat untuk program General English Pre-Beginner (setara SMP). Direncanakan penelitian akan dilakukan pada bulan September hingga November tahun 2011.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini ialah siswa kelas Pre-Beginner tingkat 2 untuk General English Program yang berjumlah 15 orang.
3. Desain Penelitian
Desain penelitian ini ialah berupa penelitian tindakan kelas model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis dengan alur tindakan:
Gagasan Awal → Reconnaissance → Rencana Umum → Implementasi Langkah I → Evaluasi → Perbaikan Rencana I → Implementasi Langkah II → Evaluasi → Perbaikan Rencana II → Implementasi Langkah III → Evaluasi → Perbaikan Langkah III.
Berdasarkan alur desain penelitian di atas, tahapan penelitian tersebut akan diterangkan sebagai berikut:
a. Gagasan Awal
Menetapkan pokok bahasan awal untuk kemudian dicari tahu faktanya di lapangan.
b. Reconnaissance
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kemampuan speaking dan listening siswa Pre-Beginner tingkat 2 di New Concept English Education Centre dan menganalisisnya untuk membuat hipotesis.
c. Rencana Umum
Pada tahap ini membuat perencanaan untuk langkah-langkah yang akan diimplementasikan. Masalah yang dirisaukan akan diatasi dengan melakukan langkah-langkah perencanaan tindakan berupa sosiodrama dan bermain peranan oleh tutor di New Concept English Education Centre dengan 3 langkah implementasi.
d. Implementasi
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan tindakan berupa penggunaan metode sosiodrama dan bermain peranan yang dilakukan oleh tutor pengampu, pengambilan / pengumpulan data hasil angket, lembar observasi, dan hasil tes.
e. Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan menganalisisnya yang kemudian diambil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini.
f. Perbaikan Rencana
Dilakukan kegiatan perbaikan rencana berdasarkan hasil evaluasi sebagai rujukan untuk kegiatan implementasi langkah selanjutnya.
4. Jadwal Penelitian
Sejalan dengan rencana penelitian yang tersebut pada metode penelitian sebelumnya, penelitian ini akan dilaksanakan melalui tahapan:


No Kegiatan September Oktober November Ket
Minggu ke… 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan √ √
2 Persiapan √
3 Pelaksanaan Langkah I √
4 Pelaksanaan Langkah II √ √
5 Pelaksanaan Langkah III √
6 Pengolahan Data √ √
7 Penyusunan Laporan √ √

G. Pembiayaan
Kegiatan penelitian yang akan dilakukan direncanakan membutuhkan biaya operasional sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga penyelesaian laporan hasil penelitian.
Biaya yang direncanakan untuk implementasi tindakan sosiodrama dan bermain peranan yang dibantu oleh tutor New Concept English Education Centre terhadap 15 siswa Pre-Beginner tingkat 2 program General English ini dianggarkan sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah).

H. Personalia Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini melibatkan penulis sebagai ketua penelitian, dibantu oleh tutor New Concept English Education Centre sebagai pelaksana tindakan.

I. Daftar Pustaka
K., Roestiyah N. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Suwardi. (2007). Manajemen Pembelajaran: Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi. Jawa Tengah: STAIN Salatiga Press.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

J. Lampiran
1. Rincian Anggaran Penelitian
2. Daftar Riwayat Hidup Peneliti










Lampiran I
RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN

1. Biaya Pelaksanaan sosiodrama (3 tahap) = Rp 900.000,-
2. Biaya untuk Pelaksana Supervisi = Rp. 900.000,-
3. Biaya Operasional Penelitian = Rp. 700.000,-
4. Biaya Kebutuhan Penyusunan Hasil Penelitian = Rp. 500.000,-
+
Total Anggaran Penelitian = Rp. 3.000.000,-













Lampiran II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI


(Dari kiri ke kanan)
Nama Lengkap : Fatimatuzzahro
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Maret 1991
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Tengah 01 Pagi Jakarta (2002).
2. MTs PPMI Assalaam Solo (2005).
3. MA PPMI Assalaam Solo (2008).
4. STAI Darunnajah Jakarta (Sekarang).
Nama Lengkap : Tiam Astuti
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 13 November 1988
Riwayat Pendidikan : 1. MAN 10 Jakarta (2007).
2. STAI Darunnajah (Sekarang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar